Rahib tidak dapat hidup hanya dengan berdoa. Rahib harus bekerja juga. Kerja rahib terutama untuk mencari nafkah yang diperlukan bagi hidupnya. Menurut Santo Benediktus, rahib harus hidup dari hasil keringatnya sendiri, bukan dari bantuan atau derma orang lain. Kerja di sini dapat dilihat pertama-tama sebagai suatu pelayanan dan pengabdian bagi sesama saudaranya.
Mata pencaharian utama para rahib Rawaseneng ialah mengusahakan peternakan sapi perah dan perkebunan kopi. Di samping itu ada juga pembuatan kue (Trappist Bakery), pengolahan susu menjadi Susu Pasteurisasi, dan pembuatan aneka snack. Tentu saja semua pekerjaan tak mungkin ditangani oleh para rahib sendiri. Ooleh karena itu ada karyawan-karyawan yang membantu para rahib. Dengan demikian, secara tidak langsung Pertapaan Rawaseneng menyediakan lapangan kerja bagi warga sekitar.