I 💕 Trappist.
[13 Agustus 2018]
“Batu Sandungan dan Batu Penjuru”
Tidak ada orang yang berminat menjadi “batu sandungan”. Entah bagi pasangan, anak-anaknya, dan keluarga besarnya; entah bagi tetangga, teman belajar, atau rekan kerjanya; entah juga bagi siapa saja, yang dikenal atau tidak. Maka, berjagalah supaya kita tetap menjadi “batu penjuru”, satu sama lain. Sekalipun kita berkali-kali justru membuat keluarga dan sesama “tersandung”, kita selalu diberkati untuk kembali menjadi berkah. Sekalipun kita kerap dianggap atau bahkan dijadikan “batu sandungan”, janganlah menyerah berbuat baik dan bersikap tulus. Tuhan sendiri telah menjadi “batu penjuru pertama” yang mendamaikan dan mempersatukan kita. Maka, marilah jadi “batu penjuru” untuk keluarga kita, untuk komunitas dan negara kita, untuk dunia kita. “Batu penjuru” yang setia berdoa dan bekerja dalam ketulusan hati. Amin. 🌱🙏🏻
Rm. Antonius Anjar Daniadi, OCSO