I 💕 Trappist.
[9 Agustus 2018]
“Berpikir ala Tuhan”
Siapa saja selalu ingin hidup damai-tenang, sehat-aman, sejahtera-bahagia. Itulah cita-cita dan harapan kita setiap hari. Namun, tujuan itu kita alami, bukan lewat “jalan-jalan pintas” ala manusia, tetapi melalui “jalan panjang dan berliku-liku” ala Tuhan. Memang, kita selalu berpikir yang serba praktis (mudah-cepat) dan pragmatis (ada untung/manfaatnya). Namun, semua yang kelihatan serba “baik-enak-berguna” di mata manusia, belum tentu mengantarnya pada “tujuan sejati”. Maka Tuhan sering berpesan kepada kita, “Hati-hati, engkau bukan memikirkan apa yang Aku pikirkan, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” “Jalan sempit” yang ditunjukkan oleh Tuhan, memang sering membuat kita takut dan menyerah, sebelum melangkah. Tapi, jalan itu bisa kita lalui dan pasti sampai ke “tujuan”, karena Tuhan bersama kita. Ia memberi kita “hati murni” dan “semangat baru” setiap hari. Jadi, mari kita berjalan bersama, di “Jalan Tuhan”, bukan “Jalan Pintas” ala Dunia. Bila, ada lika-liku dalam keluarga, komunitas, dan masyarakat kita, tetaplah menjadi “terang dan garam” satu sama lain. Maka, harapan “masuk surga” kita wujudkan bersama, mulai dari hidup di dunia. Ciao. 🙏🏻🌱
Rm. Antonius Anjar Daniadi, OCSO